this blog will give you all information...

Sabtu, 15 September 2012

Resensi Buku

| |


Diterbitkan Pada: Fri, May 27th, 2011

 
Bernard H.M Vlekke, Samsudin Berlian (Translator)
Berbeda dengan membaca buku sejarah dalam buku-buku pelajaran, buku yang satu ini disajikan dalam bentuk yang lebih menarik, kisah dan ceritera, seperti dongeng perjalanan sebuah masyarakat yang berdiam dalam satu wilayah kepulauan.
Nusantara merupakan salah satu deskripsi sejarah Indonesia yang ditulis secara mendalam namun populer. Kendati buku ini terbit pertama pada 1943, banyak hal-hal yang disampaikan oleh Vlekke aktual sampai abad ke-21. Berbeda dengan buku sejarah selebihnya, Vlekke menampilkan proses sejarah Indonesia tanpa terlalu memusatkan proses pada perluasan kolonialisasi.
Dalam buku ini Vlekke misalnya memaparkan bahwa perang agama sangat langka di Jawa dan boleh jadi penyebabnya adalah sinkretisme terpelihara sejak zaman dulu. Ada kisah kegagalan Sultan Agung menyatukan Nusantara karena tak punya angkatan laut yang memadai. Kisah lain yang langka adalah perubahan tabiat orang Belanda yang rajin di tanahairnya (Homo batavus), namun jadi pemalas ketika tinggal di Batavia (Homo bataviensis).
Edisi Indonesia buku ini merupakan terjemahan edisi revisi 1963. Penulis menyajikan sejarah Nusantara secara populer. Oleh karena itu, buku ini seolah-olah berisi dongeng Indonesia pada masa silam. Pembaca muda Indonesia dapat dengan mudah memahami kisah yang ditampilkan dalam buku ini.
Berbeda dengan membaca buku sejarah dalam buku-buku pelajaran, buku yang satu ini disajikan dalam bentuk yang lebih menarik, kisah dan ceritera, seperti dongeng perjalanan sebuah masyarakat yang berdiam dalam satu wilayah kepulauan.
Nusantara merupakan salah satu deskripsi sejarah Indonesia yang ditulis secara mendalam namun populer. Kendati buku ini terbit pertama pada 1943, banyak hal-hal yang disampaikan oleh Vlekke aktual sampai abad ke-21. Berbeda dengan buku sejarah selebihnya, Vlekke menampilkan proses sejarah Indonesia tanpa terlalu memusatkan proses pada perluasan kolonialisasi.
Dalam buku ini Vlekke misalnya memaparkan bahwa perang agama sangat langka di Jawa dan boleh jadi penyebabnya adalah sinkretisme terpelihara sejak zaman dulu. Ada kisah kegagalan Sultan Agung menyatukan Nusantara karena tak punya angkatan laut yang memadai. Kisah lain yang langka adalah perubahan tabiat orang Belanda yang rajin di tanahairnya (Homo batavus), namun jadi pemalas ketika tinggal di Batavia (Homo bataviensis).
Edisi Indonesia buku ini merupakan terjemahan edisi revisi 1963. Penulis menyajikan sejarah Nusantara secara populer. Oleh karena itu, buku ini seolah-olah berisi dongeng Indonesia pada masa silam. Pembaca muda Indonesia dapat dengan mudah memahami kisah yang ditampilkan dalam buku ini.

Sejarah Sabo di Indonesia
Buku ini berisi tentang penanggulangan bencana akibat erosi dan sedimen sejak sebelum teknologi sabo masuk di Indonesia sampai saat ini. Di Indonesia, Teknik Sabo diperkenalkan untuk pertama kalinya oleh seorang tenaga ahli Jepang, Mr. Tomoki Yokota pada tahun 1970, terutama untuk menangani masalah erosi dan sedimentasi di daerah vulkanik pada waktu itu. Teknik Sabo kemudian juga diterapkan di daerah non Vulkanik untuk penanganan tanah gerak (landslide) maupun tanah longsor (slope failure).

Buku ini kiranya dapat menambah pengetahuan mengenai perkembangan teknik sabo  di Indonesia serta diharapkan agar masyarakat dapat ikut berperan serta dalam upaya menangani bencana alam sehingga korban dan kerugian yang lebih besar dapat dihindarkan.

0 komentar:

go-top

Posting Komentar

My Playlist

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

 
 
 
top